Ribuan protes terhadap pemerintahan pro-Barat negara Uni Eropa

Ribuan demonstran memprotes pemerintah negara bagian pro-Barat UE

Ribuan pendukung partai non-parlemen Ceko PRO (Hukum, Rasa Hormat, Keahlian) berkumpul di pusat Praha pada hari Sabtu untuk menuntut pengunduran diri pemerintah negara itu atas kebijakan pro-Baratnya.

Diperkirakan sekitar 10.000 orang menghadiri unjuk rasa tersebut, yang diadakan di Alun-Alun Wenceslas Praha, menurut laporan setempat yang dikutip oleh Reuters. Namun, partai PRO mengklaim bahwa lebih dari 100.000 orang berpartisipasi dalam demonstrasi anti-pemerintah, yang merupakan demonstrasi ketiga yang diselenggarakan oleh kelompok populis ini tahun ini.

Ketua partai, Jindrich Rajchl, mengklaim selama acara tersebut bahwa koalisi pemerintah beranggotakan lima partai saat ini yang dipimpin oleh Perdana Menteri Petr Fiala, “mengikuti perintah dari Brussels” dan mengkritik dukungan militer berkelanjutan pemerintah untuk Ukraina, serta hubungan dekatnya dengan Amerika Serikat.

“Mereka adalah agen kekuatan asing, orang-orang yang memenuhi perintah, boneka biasa. Dan saya tidak menginginkan pemerintahan boneka lagi,” kata Rajchl kepada kerumunan, menambahkan bahwa Republik Ceko juga harus memveto setiap upaya Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Beberapa demonstran benar-benar menuntut Praha keluar dari pakta militer yang dipimpin AS itu.

Para demonstran juga mempermasalahkan cara pemerintah saat ini menangani inflasi – yang telah mencapai dua digit – perubahan pajak, penyesuaian pensiun, langkah-langkah untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam industri otomotif, dan pembatasan Covid-19 yang diadopsi di bawah PM Fiala.

Rajchl bersikeras bahwa pemerintah Ceko harus mewakili kepentingan warganya dan menyuarakan kekhawatiran tentang kapasitas sistem sosial dan kesehatan negara itu, terutama mengingat arus baru-baru ini dari migran ekonomi dari Ukraina.

Terakhir kali partai PRO menyelenggarakan demonstrasi semacam itu pada bulan April, para demonstran juga mengkritik pemerintah Ceko karena mengorbankan terlalu banyak sumber daya untuk membantu Ukraina melawan Rusia daripada menangani masalah di dalam negeri. Kala itu, para demonstran juga menuntut pengunduran diri kepemimpinan negara itu, yang sebagian menuduh penuh dengan “para pembuat perang” yang membuat rakyat Ceko menderita secara ekonomi.

Praha telah menjadi salah satu sekutu terdekat Kiev dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Moskow. Sejak permusuhan pecah pada Februari 2022, Republik Ceko telah memasok Ukraina dengan tank, peluncur roket, helikopter, peluru artileri, dan bantuan militer lainnya. Negara itu juga telah menerima sekitar 460.000 pengungsi Ukraina sejak krisis pecah, dengan 300.000 di antaranya masih tinggal di sana, menurut laporan Euronews awal tahun ini.