Indef Soroti Lonjakan Utang BUMN dalam 6 Tahun Terakhir

Jakarta – Ekonom Institute of Development for Economics and Finance (Indef) Deniey A. Purwanto mengamati dalam 5 sampai 6 tahun terakhir utang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) cenderung meningkat pesat.

“Ini menggunakan definisi lebih luas tidak hanya utang luar negeri tapi berkaitan semua kewajiban atau liabilitas yang jadi tanggung jawab BUMN. Kemudian trennya meningkat cukup pesat beberapa tahun terakhir, sejak tahun 2016,” ujar Deniey dalam webinar, Rabu, 24 maret 2021.

Deniey pun mencoba melihat utang BUMN, baik sektor keuangan dan non-keuangan, dengan mengeluarkan tabungan dan deposito dari utang. Meskipun tanpa deposito dan tabungan, ia mengatakan perkembangan utang BUMN itu tetap cenderung meningkat drastis pada beberapa tahun terakhir.

“Kalau kita keluarkan tabungan dan deposito pada lembaga keuangan BUMN sejak 2018 memang utang BUMN non keuangan meningkat jauh lebih besar dari lembaga keuangan mungkin berkaitan dengan penugasan dan pembangunan infra di Indonesia,” ujar Deniey.

Berdasarkan data Statistik Utang Sektor Publik Indonesia (SUSPI) Bank Indonesia yang diolahnya, utang BUMN Indonesia per kuartal III 2020 mencapai Rp 2.140 triliun. Rinciannya, utang BUMN Keuangan tanpa tabungan dan deposito adalah sebesar Rp 999 triliun dan utang BUMN non keuangan sebesar Rp 1.141 triliun.

Apabila dibandingkan berdasarkan waktu jatuh tempo, ia mengatakan struktur utang pada BUMN keuangan dan nonkeuangan sedikit berbeda. BUMN keuangan didominasi utang jangka pendek, sementara non keuangan didominasi utang jangka panjang.

Deniey mengatakan utang jangka panjang BUMN non keuangan meningkat tajam setidaknya sejak pertengahan 2018. “Posisi terakhir pada kuartal III 2020 mencapai Rp 996,49 triliun,” ujar dia.

12
Selanjutnya