Duh, Mutasi Corona B117 Bikin Ngeri! Sri Mulyani Was-was

Menteri Keuangan Srimulyani Memberikan Keterangan Pers mengenai APBN KITA (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta,  Indonesia – Pemerintah Indonesia sudah mengumumkan adanya temuan kasus varian Covid-19 B117 dari Inggris. Dilaporkan sudah ada enam kasus mutasi corona B117 ini yang terkonfirmasi, tiga di antaranya ditemukan di DKI Jakarta, satu di Kalimantan Utara, satu di Sumatera Utara, dan satu di Sumatera Selatan.

Varian B117 ini diklaim sebagai salah satu penyebab kembalinya gelombang kasus Covid-19 di Eropa beberapa waktu lalu dan menjadi perhatian global karena dilaporkan dalam studi Office for National Statistics (ONS) Inggris bahwa virus ini bersifat lebih mudah menular.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun buka suara terkait dengan ancaman varian baru ini kendati Indonesia sudah memulai vaksinasi massal yang dimulai sejak Februari lalu.

Sebab itu, Sri Mulyani meminta jajarannya untuk tidak terlena dengan adanya vaksinasi Covid-19. Apalagi, saat ini ada varian baru virus tersebut yang belum diketahui dampaknya.

Baca:

Ngeri! Sri Mulyani Ungkap Hal Besar Mengancam Ekonomi RI

Hal tersebut dikemukakan bendahara negara saat memberikan pengarahan dalam acara Pelantikan Pejabat Eselon I Kementerian Keuangan yang disiarkan secara virtual, Jumat kemarin (12/3/2021).

“Meskipun ada harapan baru dengan adanya vaksinasi dan penularan yang menunjukkan penurunan, namun ini bukan alasan bagi kita untuk terlena,” kata Sri Mulyani.

“Kita mendengar munculnya varian baru B117, yang tentu lebih cepat dan akan menjadi ancaman apabila kita tidak berhati-hati dan disiplin melaksanakan disiplin protokol kesehatan,” katanya.

Pernyataan Sri Mulyani memang ada benarnya. Varian baru B117 bisa menjadi ancaman besar.

Masyarakat perlu mengetahui berbagai macam gejala varian baru virus ini. Berikut rinciannya, seperti dikutip Times of India :

1. Demam

Menurut data terbaru ONS, terdapat sekitar 19% pasien Covid-19 yang melaporkan mengalami demam karena varian asli virus Corona. Namun, terdapat 22% pasien yang dikaitkan dengan varian baru virus tersebut.

2. Batuk

Sebanyak 35% pasien mengalami gejala batuk setelah terinfeksi varian baru Covid-19. Di sisi lain, pasien yang mengalami gejala batuk akibat varian virus asli hanya sebanyak 28% saja.

3. Sesak Napas

Sesak napas merupakan gejala umum yang kerap dialami oleh pasien terinfeksi Covid-19. Gejala ini kerap dialami oleh orang-orang terinfeksi varian virus asli dan juga varian baru Corona.

4. Nyeri Otot

Sebanyak 21% pasien terinfeksi virus Corona mengalami nyeri otot. Pada varian baru Covid-19, diketahui terdapat sebanyak 24 pasien yang juga mengalami hal yang sama.

5. Kehilangan Indra Penciuman dan Perasa

Menurut data, terdapat sekitar 18-19% pasien yang terinfeksi strain asli Corona yang mengeluhkan kehilangan indera penciuman dan perasa, sedangkan pada varian baru Corona, sebanyak 15 persen pasien yang mengeluh mengalami hilangnya indra perasa.

6. Sakit Kepala

Sakit kepala juga merupakan gejala lain yang turut dialami oleh pasien-pasien yang terlibat dalam penelitian tersebut.

7. Sakit Tenggorokan

Pada pasien terinfeksi varian baru Corona, terdapat sebanyak 22% pasien yang mengalami gejala sakit tenggorokan. Sementara itu, pasien terinfeksi strain asli Corona yang mengalami sakit tenggorokan hanya sebanyak 19 persen.

8. Gejala gastrointesnial

Studi yang dilakukan oleh ONS tersebut juga menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan persentase gejala gastrointesnial yang dialami pasien terinfeksi kedua kelompok varian Corona tersebut.

Sementara itu, menurut United Kingdom NHS dan Express, selain ke-8 gejala di atas, terdapat beberapa gejala lainnya dari varian baru Corona ini, yakni diare, konjungtivitis (mata merah), ruam pada kulit, perubahan warna pada jari tangan serta kaki, kelelahan, pilek, dan muntah-muntah.

Baca:

Vaksin Sinovac Kadaluarsa 25 Maret 2021, Kemenkes Lakukan Ini

[Gambas:Video ]

(tas/tas)