HERO Sudah Pangkas 6.667 Pekerja, Ini Nasib Karyawan Giant

Jakarta,  Indonesia – Bakal tutupnya seluruh gerai Giant, yang dikelola PT Hero Supermarket Tbk (HERO), menimbulkan tanda tanya bagaimana nasib seluruh karyawan supermarket konsumer tersebut. Gerai Giant akan ditutup pada Juli mendatang dan dikonversi menjadi IKEA dan gerai Hero.

Menjawab tanda tanya ini, manajemen HERO menegaskan bawah keputusan penutupan seluruh gerai Giant pada Juli akan berimbas pada nasib seluruh karyawan.

Diky Risbianto, Head of Corporate and Consumer Affairs HERO menjelaskan, perseroan juga saat ini masih mempertimbangkan jumlah gerai yang akan dikonversi menjadi gerai IKEA atau Hero Supermarket.

“Dengan berat hati, kami menyampaikan, seluruh karyawan gerai Giant akan terdampak oleh keputusan ini. Kami masih mempertimbangkan jumlah gerai yang akan dikonversi menjadi gerai IKEA atau Hero Supermarket,” kata Dicky kepada , Rabu kemarin (26/5/2021).

Baca:

Deretan 7 Ritel yang Tutup, Centro, Giant hingga Golden Truly

Manajemen HERO juga masih bernegosiasi dengan pihak ketiga mengenai potensi pengalihan kepemilikan sejumlah gerai Giant.

“Anggota karyawan yang terdampak dapat melamar pekerjaan di lini bisnis kami yang lain. Kami juga berharap dapat menyediakan peluang baru seiring dengan pengembangan bisnis kami lainnya yang memiliki potensi pertumbuhan positif yaitu Guardian, IKEA, dan Hero Supermarket,” bebernya.

Namun, dia memastikan, manajemen HERO akan sepenuhnya berupaya untuk memperlakukan seluruh karyawan dengan penuh empati dan rasa hormat di masa perubahan portofolio ini.

“Kami juga akan memberikan karyawan yang terdampak akan diberikan kompensasi di atas jumlah yang direkomendasikan di UU Cipta Kerja. Ini merupakan ungkapan terima kasih kami atas dukungan mereka selama ini serta untuk membantu transisi mereka menuju kesempatan kerja yang baru,” katanya.

Pangkas 6.667 Pegawai Sejak 2017

Berdasarkan laporan keuangan HERO, sejak akhir periode Desember 2017 hingga 31 Maret 2021 perusahaan telah mengurangi jumlah karyawan hingga 6.667 orang.

Pengurangan jumlah karyawan ini tampaknya terus dilakukan perusahaan. Menurut laporan keuangan 31 Desember 2018 jumlah karyawan sebanyak 13.734 orang, turun dari Desember 2017 yang sebanyak 14.642 orang.

Kemudian pada tahun berikutnya di 2019 jumlah karyawannya turun lebih banyak menjadi 9.917 orang karyawan.

Sepanjang 2020, tidak terjadi pengurangan karyawan namun dalam periode 3 bulan di awal tahun ini jumlah yang dikurangi mencapai 1.942 orang. Pada Desember 2020, jumlah karyawan masih 9.917 orang dan pada Maret 2021 menjadi 7.975 orang.

Baca:

Sayonara Gerai Giant! Ternyata Separah Ini Kinerja HERO

Pengurangan jumlah karyawan ini membuat perusahaan mengalami penurunan biaya, di mana pada akhir 2017 biaya yang dikeluarkan perusahaan mencapai Rp 1,34 miliar, sedangkan pada akhir Desember 2020 biaya karyawan ini hanya Rp 1,16 miliar.

Dari sisi laporan keuangan, tahun 2020, HERO membukukan rugi sebesar Rp 1,21 triliun, bengkak 4.203% dibanding tahun sebelumnya rugi bersih Rp 28,21 miliar.

Anjloknya kerugian bersih di 2020 ini tercermin dari pendapatan bersih HERO sepanjang tahun 2020 yang mengalami penurunan sebesar 26,98% menjadi Rp 8,89 triliun dari sebelumnya Rp 12,18 triliun.

Pada kuartal I-2021, HERO kembali membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,65 miliar secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini mengecil dari rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 43,56 miliar.

Meruginya HERO diiringi dengan anjloknya penjualan dan pendapatan usaha, sebesar 30,20% menjadi Rp 1,76 triliun.

Baca:

Di Indonesia Ritel Raksasa Tutup, Kok di AS Malah Tumbuh?

[Gambas:Video ]

(tas/tas)