Mau Serok Bank Mini? Simak Dulu 3 Petuah Ini Kalau Mau Cuan

Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, – Harga saham bank-bank mini alias bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun – Rp 5 triliun) kembali bergerak liar pada perdagangan kemarin, Selasa (3/2/2020) setelah melesat kencang tiga pekan terakhir.

Sentimen penggeraknya adalah spekulasi para pelaku pasar terhadap konsolidasi perbankan sebagai konsekuensi dari aturan regulator, dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan.

Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020, bank diharuskan memiliki modal inti minimum bank umum sebesar Rp 1 triliun tahun ini, Rp 2 triliun pada 2021 dan minimal Rp 3 triliun tahun 2022. Sehingga bank-bank dengan modal cekak harus mencari investor strategis untuk menyuntikkan modal.

Baca:

Ckckck…Rombongan Saham Bank Mini Juara Top Gainers Lagi!

Berikut berberapa bank mini yang terbang tinggi kemarin.

Tercatat 10 perbankan mini yang melantai di bursa harga sahamnya berhasil terbang double digit. Bahkan tercatat 8 diantara 10 bank mini ini terbang hingga posisi tertingginya alias ARA (auto rejection atas) akibat aksi borong para investor ritel.

Tidak salah memang berspekulasi akan tetapi baiknya spekulasi dilakukan dengan memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seberapa menariknya saham tersebut untuk mengurangi resiko.

Pertama tentunya adalah valuasi, secara umum apabila perbankan dicaplok oleh perusahaan lain, harga akuisisi bank tersebut berada di kisaran 1,5 – 2 kali PBV. Biasanya apabila pembelian dilakukan di atas PBV 2,5 kali artinya akuisisi tergolong premium.

Berbekal dari angka ini maka para investor bisa memiliki safety net apabila membeli saham bank mini dengan PBV murah karena apabila akuisisi terjadi maka perseroan yang mencaplok wajib membeli saham publik (tender offer) di harga pembelian atau rata-rata tertinggi 90 hari terakhir.

Baca:

Selamat untuk Juara Hari Ini: Saham Bank Mini & Properti!

Sehingga apabila saham perbankan mini sudah memiliki PBV di atas 3 kali maka sudah tergolong mahal dan tidak ada lagi safety net ketika membeli saham tersebut.

Berikut berberapa saham mini dan PBV-nya.

Berberapa bank mini yang masih murah valuasinya secara PBV termasuk PT Bank Victoria Internasional Tbk (BVIC), PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC), PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW), dan PT Bank OKE Indonesia Tbk (DNAR).

Hal kedua yang perlu diperhatikan tentunya adalah apakah bank kecil tersebut memang membutuhkan injeksi dana untuk memenuhi POJK konsolidasi perbankan tahun ini.

Apabila bank tersebut sudah memiliki modal inti Rp 2 triliun maka bank tersebut boleh menunggu hingga tahun depan untuk mencari investor dan sejatinya kurang menarik tahun ini karena kemungkinan belum akan ada aksi korporasi.

Baca:

Gokil! Saham Bank Mini ‘Ngamuk’ Lagi, Naik Puluhan Persen

Bahkan apabila bank tersebut sudah memiliki modal inti di atas Rp 3 triliun maka bank tersebut sudah tidak wajib untuk mencari investor yang ingin menyuntik dana.

Berberapa bank yang sudah memiliki modal inti di atas Rp 3 triliun tetapi masih terbang padahal kemungkinan bank tersebut untuk dicaplok lebih kecil dibandingkan dengan bank lain menjadi tidak menarik untuk dilakukan spekulasi.

Ketiga, spekulator baiknya berspekulasi dengan mencari saham-saham yang tidak memiliki induk yang kuat.

Contohnya PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) memang masih memiliki modal inti di bawah Rp 2 triliun akan tetapi NOBU memiliki induk yakni Lippo Group sehingga kemungkinan besar Lippo lah yang akan menginjeksikan dana ke NOBU dan kecil kemungkinanya NOBU dicaplok institusi lain.

TIM RISET

[Gambas:Video ]

(trp/trp)