Ramai-ramai Kecam Biden, Ada Apa?

President Joe Biden pays his respects to the late U.S. Capitol Police officer Brian Sicknick as an urn with his cremated remains lies in honor on a black-draped table at the center of Capitol Rotunda, Tuesday, Feb. 2, 2021, in Washington. (Erin Schaff/The New York Times via AP, Pool)

Jakarta, – Pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sepertinya memegang teguh keputusan untuk tidak menghukum Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS).

Sebelumnya anak Raja Salman bin Abdulaziz tersebut, dinyatakan menjadi dalang pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, warga Arab Saudi yang menjadi koresponden Washington Post yang kerap mengkritik kerajaan, dalam sebuah penyidikan intelijen AS.

Baca:

Antiklimaks, Biden Batal Hukum Putra Mahkota Raja Salman

Meski menjatuhkan sanksi pada 76 tokoh di negara kaya minyak tersebut, AS tidak menyentuh MBS sama sekali. Padahal dalam laporan, ia disebut menyetujui operasi Oktober 2018, yang membunuh sang kolumnis.

Hal ini menimbulkan banyak kritikan dari sejumlah pihak. Penyelidik hak asasi manusia (HAM) PBB mengatakan sangat berbahaya bagi AS karena mengakui MBS pelaku pembunuhan tapi enggan mengambil tindakan tegas terhadapnya.

Baca:

Awas, China Latihan Perang Sebulan di Laut China Selatan

Melansir Reuters, pelapor khusus PBB tentang eksekusi Khashoggi Agnes Callamard menyebut hal tersebut ‘mengecewakan’. Bahkan menurutnya langkah AS sangat berbahaya.

“Sangat problematis menurut saya … untuk mengakui kesalahan seseorang dan kemudian mengatakan bahwa ‘tetapi kami tidak akan melakukan apa-apa (ke seseorang tersebut), silakan lanjutkan seolah-olah kami tidak mengatakan apa-apa’,” katanya dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, Swiss..

“Bagi saya itu adalah langkah yang sangat berbahaya di pihak AS.”

Dari konferensi pers yang dilakukan Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki, Biden akhirnya memutuskan tak akan memberikan sanksi yang diharapkan sejumlah pihak. Alasannya, secara historis memang sanksi tak pernah diberikan ke pemimpin negara di mana AS memiliki hubungan diplomatik.

“Ada banyak hal yang AS pemerintah bisa melakukannya. Satu hal yang tidak dapat dilakukan adalah diam dan tidak mengambil tindakan atas temuan mereka,” kata Callamard lagi.

Opini pedas juga datang dari penulis Washington Post, Fred Ryan. Ia menulis langkah pemerintahan Biden seolah memberi izin pada ‘satu pembunuhan gratis’.

“Tampaknya seolah-olah di bawah pemerintahan Biden, para lalim yang menawarkan nilai strategis sesaat ke AS mungkin akan diberikan izin membunuh secara gratis,” tulisnya dikutip AFP.

Hal senada juga datang dari kolumnis New York, Robin Wright. Biden dituding mengkhianati janjinya untuk membela hak asasi manusia (HAM).

“Biden tidak melakukan apa pun untuk menghukum [Putra Mahkota Mohammed],” ujarnya.

Sementara itu, Tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, meminta MBS dihukum. Ia merupakan pelapor utama kasus Khashoggi karena bertemu terakhir dengan pria tersebut sebelum tewas di konsulat Arab Saudi di Istambul.

“Sangat penting bahwa Putra Mahkota yang memerintahkan pembunuhan brutal terhadap orang yang tidak bersalah dan harus dihukum tanpa penundaan,” kata Cengiz dalam sebuah pernyataan yang diunggah di akun Twitter resminya.

[Gambas:Video ]

(sef/sef)