Arab Saudi Mengutuk Serangan Israel ke Palestina

, Jakarta – Arab Saudi pada Minggu, 16 Mei 2021, mengutuk Israel yang telah mencederai dengan keji hak-hak masyarakat Palestina dan menyerukan langkah dunia untuk mengakhiri operasi militer.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengutuk apa yang disebutnya pelanggaran pada tempat-tempat suci umat Islam. Ketegangan antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza sudah masuk hari ketujuh.

Asap dan api membumbung selama serangan udara Israel di tengah meningkatnya kekerasan Israel-Palestina, di Gaza 12 Mei 2021. [REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa]

Dalam pertemuan tingkat tinggi secara virtual dengan negara-negara Islam (KTT OKI), Faisal bin Farhan juga mengkritik penggusuran paksa warga Palestina dari rumah-rumah mereka di Yerusalem Timur. Arab Saudi mendesak komunitas internasional agar ikut membantu mengakhiri ketegangan yang berbahaya ini dan menghidupkan kembali negosiasi-negosiasi damai berdasarkan solusi dua negara atau two-state solution.

Sebelumnya pada Minggu pagi, 16 Mei 2021, Israel melancarkan serangan ke wilayah tengah Gaza. Total korban tewas dalam perebutan wilayah ini sudah 181 orang sejak pekan kemarin. Dari jumlah itu, 52 adalah anak-anak. Sedangkan Israel melaporkan ada 10 korban tewas dari pihak mereka, dua diantaranya adalah anak-anak.

Kelompok Hamas pada Senin, 10 Mei 2021, menembakkan roket setelah berminggu-minggu terjadi ketegangan menyusul sebuah kasus di pengadilan yang diajukan oleh beberapa keluarga dari Palestina, yang tinggal di Yerusalem Timur. Kasus itu, mengenai perebutan wilayah dimana para penggugat merasa terusir dari tempat tinggal mereka.

Sebagai balasan atas terusirnya warga Palestina, terjadi bentrok antara aparat kepolisian Israel dan warga Palestina. Bentrokan bahkan terjadi di Masjid Al-Aqsa, salah satu tempat suci umat Islam, saat Ramadan.  

Serangan dari Kelompok Hamas di Palestina, dibalas oleh Israel dengan serangan udara ke wilayah padat penduduk di Gaza. Ketegangan antara Palestina dan Israel terjadi di waktu-waktu yang sensitif setelah Uni Emirat Arab dan Bahrain melakukan normalisasi hubungan dengan Israel pada tahun lalu.

Baca juga: Gara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika

  

Sumber: Reuters