PBSI Hormati Keputusan BWF untuk Tetapi Pakai Sistem Skor 3×21
, Jakarta – Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menghormati keputusan jajak pendapat perubahan sistem skor turnamen yang dilangsungkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Sabtu lalu.
Dalam rapat umum tahunan BWF, diputuskan bahwa mekanisme penentuan skor tetap mengacu pada peraturan lama yang mengadopsi pranata 3×21, sementara pranata 5×11 yang salah satunya diajukan Indonesia tidak diadopsi karena tidak memenuhi 2/3 jumlah suara mayoritas.
“Kami menghormati keputusan yang telah diambil dari rapat BWF pekan lalu. Kami percaya semua ini demi kemajuan dan peningkatan kualitas olahraga bulu tangkis,” kata Kepala Bidang Humas dan Media PP PBSI Broto Happy, Senin.
Selain Indonesia, pengajuan perubahan pranata penilaian juga didukung Asosiasi Bulutangkis Maladewa, Badminton Asia, Asosiasi Bulutangkis Korea dan Asosiasi Bulutangkis China Taipei.
Pranata skor 5×11 hanya mendapat 66,31 persen suara atau hanya kurang 0,08 persen untuk mencapai ambang minimal. Total suara keseluruhan dalam jajak pendapat adalah 232 suara.
Meski pengajuannya tidak diterima, PBSI menyatakan tetap berkomitmen untuk terus bekerja demi mengembangkan popularitas bulu tangkis sebagai olahraga dunia.
Selain melakukan voting, dalam rapat ini juga diisi agenda mengesahkan pengurus BWF baru dengan Poul-Erik Høyer (Denmark) tetap menjabat sebagai Presiden BWF, Khun Ying Patama Leeswadtrakul (Thailand) sebagai Wakil Presiden BWF, dan Paul Kurzo (Swiss) sebagai Wakil Presiden Para Badminton.
Sementara Bambang Roedyanto, Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI, terpilih sebagai Dewan BWF periode 2021-2025.
“Puji Tuhan saya bisa terpilih sebagai Dewan BWF. Saya tidak menyangka bisa masuk tiga besar dalam pemilihan ini. Semoga kepercayaan dan amanah yang diberikan PP PBSI bisa saya jalankan dengan baik,” tutur Rudy.
Baca Juga: Rionny Mainaky Puji Prestasi PemainPelapis di Spain Masters, MPBI Beri Catatan Kritis