Saksi: Pelaku Penembakan di California Pilih Targetnya
Jakarta – Seorang saksi mata kasus penembakan di California pada Rabu kemarin mengatakan pelaku tidak melakukan aksinya secara acak. Sebaliknya, kata ia, saksi memilih targetnya secara spesifik dan membiarkan orang-orang lainnya di TKP yang berlokasi di San Jose.
“Dia menyasar orang-orang tertentu. Dia melewati orang-orang lainnya,” ujar saksi mata yang juga pegawai Santa Clara Valley Transportation Authority (VTA), Kirk Bertolet, dikutip dari CNN, Kamis, 27 Juni 2021.
Seperti diberitakan sebelumnya, delapan dari sembilan korban jiwa dalam penembakan itu adalah pegawai VTA. Tersangka, yang diketahui bernama Sam Cassidy dan telah mengakhiri nyawanya sendiri, membunuh mereka dengan dua pistol semiotomatis.
Kejadian berlangsung di dua gedung VTA pada shift pagi. Motif pembunuhan belum diketahui. Namun, jika benar kesaksian bahwa Cassidy memilih targetnya secara spesifik, motif pribadi diduga ikut berperan.
Mantan istri dari Cassidy, Cecilia Nelms, mengatakan kemungkinan Cassidy memilih targetnya sangat mungkin. Sebab, kata ia, Cassidy sangat membenci pekerjaannya di VTA dan kerap mengamuk soal bos serta rekan-rekan kerjanya. Saking membencinya, kata Nelms, ia kerap menjadi sasaran.
Tim penjinak bom bersiaga sebelum memasuki lokasi rumah tersangka penembakan massal di kantor Valley Transportation Authority Santa Clara di San Jose, California, AS, Rabu, 26 Mei 2021. Pelaku turut tewas dalam kejadian tersebut. REUTERS/Peter DaSilva
“Dia membenci apa yang ia sebut sebagai penugasan yang tidak adil. Ia kerap mengamuk ketika pulang ke rumah,” ujar Nelms yang menjadi pasangan Cassidy selama 10 tahun.
Kepolisian California mengatakan motif personal tengah diselidiki. Sementara itu, Sherrif Santa Clara County, Laurie Smith, beberapa kali mendengar soal Cassidy mengincar target spesifik di VTA. “Namun saya tidak mendengarnya dari sumber resmi. Jadi, saya tidak bisa mengkonfirmasinya,” ujar Smith.
Sebagai catatan, kasus penembakan oleh Cassidy adalah kasus penembakan massal ke 232 di Amerika pada tahun ini. Sebanyak 17 di antaranya terjadi dalam sepekan terakhir. Adapun ukuran massal di sini apabila jumlah korban melebihi empat orang, baik tewas maupun luka-luka.
Presiden Amerika Joe Biden telah merespon penembakan di California dengan mendesak Kongres segera menyelesaikan legislasi pengendalian kepemilikan senjata api yang baru. Beberapa hal yang diinginkan oleh Joe Biden adalah pengecekan latar belakang pembeli senjata dan melarang penjualan senjata serbu. Hal itu diyakini bisa tekan penembakan massal.
Baca juga: Media di Amerika Identifikasi Pelaku Penembakan di California
ISTMAN MP| CNN