Target Jokowi Ekonomi Tumbuh 7 Persen Dinilai Sulit, Ini Ganjalannya
Jakarta – Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menanggapi target pertumbuhan ekonomi yang dibidik Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada kuartal II 2021, yaitu sebesar 7 persen. Ia menilai ada beberapa hal yang membuat target pertumbuhan ekonomi tersebut sulit tercapai.
Pertama, adalah mengenai belanja pemerintah yang belum optimal. “Belanja pemerintah sebagai komponen penting dalam pemulihan ekonomi belum menunjukkan performa yang sesuai ekspektasi di kuartal ke II. Hingga April 2021, serapan anggaran PEN baru mencapai 19,2 persen dari total Rp 699 triliun,” ujar dia kepada Tempo, Rabu, 19 Mei 2021.
Di samping itu, Bhima mengatakan pemerintah daerah masih lambat menyerap anggaran dan cenderung disalurkan sebagian besar pada akhir tahun. Ia mengingatkan bahwa ada Rp 182 triliun dana pemda yang mengendap di perbankan. Padahal, selama larangan mudik, pemulihan ekonomi cenderung timpang antara kota besar dan desa.
Jabodetabek, misalnya, diuntungkan dengan pembayaran THR penuh karyawan swasta, tapi uang dibelanjakan di retail yang ada di Jabodetabek. Padahal, biasanya uang banyak mengalir ke daerah dalam bentuk belanja selama perjalanan mudik, akomodasi dan sektor makanan minuman.
“Oleh karena itu peran percepatan serapan anggaran menjadi penting. Jangan ditumpuk di akhir tahun karena situasi sekarang masih butuh stimulus paska lebaran,” kata Bhima.
Kedua, Bhima menilai ekonomi masih sulit untuk tembus 7 persen meskipun ada indikator perbaikan di sektor manufaktur, ekspor dan konsumsi rumah tangga. Karena itu, ia menyarankan kepada pemerintah agar fokus untuk pemulihan di 1,5 bulan tersisa pada kuartal ke II.
12
Selanjutnya