Uni Eropa: Bakal Ada Sanksi untuk Belarus Perihal Pembajakan Ryanair
Jakarta – Uni Eropa mantap ingin menghukum Belarus atas insiden pembajakan pesawat Ryanair pada Ahad kemarin, 23 Mei 2021. Dikutip dari CNN, Uni Erop bakal memberikan sanksi kepada Belarus dan meminta maskapai-maskapai penerbangannya untuk tidak melintasi zona penerbangan negara pimpinan Presiden Alexander Lukashenko itu.
Keputusan itu diambil pada Senin waktu setempat oleh Eropa. Presiden Komisi Eropa, Ursula von Der Leyen, menambahkan bahwa Uni Eropa juga menutup zona penerbangannya untuk maskapai atau pesawat apapun dari Belarus. Adapun von Der Leyen menjamin bakal ada sanksi tambahan juga.
“Apa yang terjadi di Belarus adalah serangan terhadap kebebasan berekspresi dan kedaulatan Eropa…Uni Eropa memutuskan bakal ada sanksi juga untuk segala pihak yang terlibat, termasuk bisnis atau entitas ekonomi yang menyokong rezim (Lukashenko),” ujar von Der Leyen dalam jumpa pers pada Senin kemarin, 24 Mei 2021.
Pesawat Ryanair. REUTERS/Phil Noble
Beberapa maskapai penerbangan yang berbasis di Eropa merespon positif langkah tersebut. Mereka langsung memminta pesawat-pesawatnya untuk tidak melintas di zona penerbangan Belarus. Beberapa di antaranya adalah Lufthansa (Jerman), Scandinavian Airlines (Skandinavia), Air Baltic (Latvia), Wizz Air (Hungaria), dan Avia (Cyprus).
Di Inggris, maskapai penerbangan belum mengeluarkan pernyataan soal pesawat melintasi zona Belarus. Walau begitu, Menteri Perhubungan Grant Shapps sudah meminta Otoritas Penerbangan Sipil Inggris untuk mengeluarkan peringatan tersebut.
Sementara itu, di Amerika, Menteri Perhubungan Pete Buttigieg berkata adminitrasi Presiden Joe Biden tengah mengkaji apakah perlu menghindari zona Belarus atau tidak. Hingga berita ini ditulis, belum ada perkembangan apapun dari Administrasi Penerbangan Federal.
Direktur Jenderal Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) Willie Walsh berkata dirinya belum pernah menemukan insiden pembajakan seperti yang dilakukan Belarus. Ia menyebutnya sebagai tindakan berbahaya, baik untuk penumpang maupun Ryanair sendiri.
“Perihal permintaan untuk tidak melintasi zona Belarus, hal itu kembali ke pilot dan maskapai masing-masing,” ujar Walsh menambahkan.
Blogger dan aktivis oposisi Roman Protasevich, yang dituduh berpartisipasi dalam protes tanpa izin di cagar alam Kuropaty, tiba untuk sidang di Minsk, Belarusia 10 April 2017. Gambar diambil 10 April 2017. [REUTERS / Stringer]
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Belarus mengerahkan jet tempur untuk memaksa turun pesawat Ryanair yang membawa jurnalis oposisi pemerintah, Roman Protasevich. Menurut laporan Reuters, pemerintah Belarus berdalih ada bom di pesawat tujuan Athena – Lithuania itu sehingga harus mendarat di Minsk. Pilot menurutinya usai diperingatkan.
Protasevich bersama kekasihnya langsung ditangkap begitu pesawat mendarat. Protasevich sendiri sudah panik ketika mendapati jet tempur MIG-29 tiba-tiba muncul di dekat pesawat yang ia tumpangi. Di momen itu, Protasevich menyadari dirinya akan ditahan, paling buruk dihukum mati, atas perlawanannya terhadap rezim Alexander Lukashenko.
Lokasi Protsevich masih misterius hingga sekarang. Sebuah video sempat beredar pada Selasa kemarin di mana ia menyatakan bertanggung jawab atas gerakan perlawanan terhadap pemerintah Belarus. Pemimpin oposisi Belarus menyakini Protasevich telah disiksa oleh aparat.
Baca juga: Rusia Bantah Bantu Belarus Bajak Penerbangan Ryanair untuk Culik Jurnalis
ISTMAN MP | CNN